Ini kali kedua aku ke gunung Ungaran. Gunung yang berada di kabupaten Semarang, di sebelah kanan arah jalan raya Semarang – Solo. Naik gunung ungaran kali ini demi melaksanakan janjiku yang tertunda; jika terpilih menjadi ketua BEM FEB 2014/2015 maka akan aku daki gunung ini sampai puncak. Haha janji yang aneh sekaligus menantang. Lama waktu berlalu hingga dua tahun berikutnya baru kesempatan ini datang. Maka inilah perjalananku ke Ungaran bersama sahabat wisma Erdogan; Aab, Naufal, Rasyid, Irwin dan Bagus.
Pukul
10 malam kami berangkat dari wisma Erdogan, sekitar satu jam perjalanan daerah Bandungan. Melewati situs wisata Umbul Sidomukti, akhirnya kami sampai ke pos Mawar, pos dimana kami memarkirkan kendaraan kami.
Oh iya
mengapa pos ini dinamai pos Mawar? Jika aku perhatikan jalan diantara Umbul
Sidomukti hingga pos mawar, banyak sekali rumah warga yang punya kebun mawar,
seperti lagu “mawar melati semuanya indah” itu benar ternyata. aku lihat
bunga mawar merah dan putih bertebaran. Sebuah potensi ekonomi desa pikirku.
Hari
itu hari senin (11/01/2016), pikirku gunung Ungaran akan sepi. Biasanya gunung Ungaran sangat ramai pada hari libur. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri,
bisa berfoto ria mengambil angle yang keren tanpa mengantri. Hehe.
Jam
12 malam tepat kami mulai mendaki. Jarak antara pos mawar dan pos 1 cukup
dekat, tidak sampai 20 menit, sedangkan jarak antara pos 1 dan pos 2 kurang
dari 30 menit. Paling jauh adalah jarak pos 2 ke puncak, kami berjalan
hampir 3 jam. Sebagai catatan kami melakukan perjalanan dengan santai hehe,
jadi mungkin bisa lebih cepat bagi para pendaki ahli.
Jalur pendakian yang kami lalui sebenarnya adalah jalur yang cenderung ringan. Antara pos 1
hingga pos 2, kemudian pos 2 hingga kebun teh adalah jalan yang cenderung
landai. Memang naik turun namun tidak terlalu berat. Namun setelah melewati kebun teh
dan arah ke puncak gunung ungaran, barulah perjuangan dimulai.
Jalur
yang menaik curam bahkan lebih dari 45 derajat kemiringan menjadi sebuah
tantangan. Sesekali kami beristirahat sambil menikmati bekal bawaan, yap air dan
roti menjad energi kami. Disepanjang jalan yang kami lewati, kami temukan
banyak bebatuan dan akar pohon. Saya pikir banyaknya batu dan pohon cukup
membantu untuk menjadi pijakan.
Tepat
15 menit sebelum azan subuh, kami mendirikan tenda. Sebenarnya sudah dekat lagi
dengan puncak. Namun, kami sudah kedinginan dan lelah. Jadi kami putuskan untuk
membuat tenda dan tidur hingga subuh.
Selepas
subuh kami melanjutkan perjalanan. Semua barang yang berat-berat saya
taruh di tenda, kami ke puncak hanya membawa bekal makanan saja.
Jalan
semakin terjal, batu semakin besar. Mendaki semakin menantang. Namun foto
semakin banyak haha. Teringat nasihat aab mengenai kode etik Petualang; jangan mengambil apapun kecuali
foto, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak dan jangan membunuh kecuali
waktu
Akhirnya
pukul 6 kami sampai di atas puncak gunuung ungaran dengan ketinggian 2050 meter
diataas permukaan laut. Yang terlihat adalah alam indonesia yang luar biasa,
hijau pepohonan, diselingi hangat matahari yang baru terbit. Lukisan alam khas
ciptaan Allah yang Maha Indah. Aku
bersyukur janji telah tertunaikan, serta berterimakasih kepada Aab, Naufal, Rasyid, Irwin, Bagus yang bersedia menemani perjalanan ke gunung Ungaran kali ini.
Berikut peralatan yang
menurutku wajib dibawa:
- Senter
- Jaket
- Makanan dan Air secukupnya
- Uang secukupnya
- Tenda
- Sleeping bag
- Kamera
- Teremos buat bikin kopi di atas
Bensin Motor PP Rp. 20.000
Parkir Motor di Pos Ungaran Rp.
5.000
Makanan dan air secukupnya Rp.
20.000
Total Rp. 45.000
aab alias abdurrohman hizbulloh, jurusan manajemen undip 2015, aktif di bem , ksei , mizan, atlet taekwondo, outlet tammar cocoa indonesia hehehe
BalasHapus