saat di Cambridge University

saat di Cambridge University

Laman

Selasa, 19 Januari 2016

Janji Gunung Ungaran


Ini kali kedua aku ke gunung Ungaran. Gunung yang berada di kabupaten Semarang, di sebelah kanan arah jalan raya Semarang – Solo. Naik gunung ungaran kali ini demi melaksanakan janjiku yang tertunda; jika terpilih menjadi ketua BEM FEB 2014/2015 maka akan aku daki gunung ini sampai puncak. Haha janji yang aneh sekaligus menantang. Lama waktu berlalu hingga dua tahun berikutnya baru kesempatan ini datang. Maka inilah perjalananku ke Ungaran bersama sahabat wisma Erdogan; Aab, Naufal, Rasyid, Irwin dan Bagus.

Pukul 10 malam kami berangkat dari wisma Erdogan, sekitar satu jam perjalanan daerah Bandungan. Melewati situs wisata Umbul Sidomukti, akhirnya kami sampai ke pos Mawar, pos dimana kami memarkirkan kendaraan kami.

Oh iya mengapa pos ini dinamai pos Mawar? Jika aku perhatikan jalan diantara Umbul Sidomukti hingga pos mawar, banyak sekali rumah warga yang punya kebun mawar, seperti lagu “mawar melati semuanya indah” itu benar ternyata. aku lihat bunga mawar merah dan putih bertebaran. Sebuah potensi ekonomi desa pikirku.

Hari itu hari senin (11/01/2016), pikirku gunung Ungaran akan sepi. Biasanya gunung Ungaran sangat ramai pada hari libur. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri, bisa berfoto ria mengambil angle yang keren tanpa mengantri. Hehe.

Jam 12 malam tepat kami mulai mendaki. Jarak antara pos mawar dan pos 1 cukup dekat, tidak sampai 20 menit, sedangkan jarak antara pos 1 dan pos 2 kurang dari 30 menit. Paling jauh adalah jarak pos 2 ke puncak, kami berjalan hampir 3 jam. Sebagai catatan kami melakukan perjalanan dengan santai hehe, jadi mungkin bisa lebih cepat bagi para pendaki ahli.

Jalur pendakian yang kami lalui sebenarnya adalah jalur yang cenderung ringan. Antara pos 1 hingga pos 2, kemudian pos 2 hingga kebun teh adalah jalan yang cenderung landai. Memang naik turun namun tidak terlalu berat. Namun setelah melewati kebun teh dan arah ke puncak gunung ungaran, barulah perjuangan dimulai.

Jalur yang menaik curam bahkan lebih dari 45 derajat kemiringan menjadi sebuah tantangan. Sesekali kami beristirahat sambil menikmati bekal bawaan, yap air dan roti menjad energi kami. Disepanjang jalan yang kami lewati, kami temukan banyak bebatuan dan akar pohon. Saya pikir banyaknya batu dan pohon cukup membantu untuk menjadi pijakan.

Tepat 15 menit sebelum azan subuh, kami mendirikan tenda. Sebenarnya sudah dekat lagi dengan puncak. Namun, kami sudah kedinginan dan lelah. Jadi kami putuskan untuk membuat tenda dan tidur hingga subuh.

Selepas subuh kami melanjutkan perjalanan. Semua barang yang berat-berat saya taruh di tenda, kami ke puncak hanya membawa bekal makanan saja.
Jalan semakin terjal, batu semakin besar. Mendaki semakin menantang. Namun foto semakin banyak haha. Teringat nasihat aab mengenai kode etik Petualang; jangan mengambil apapun kecuali foto, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak dan jangan membunuh kecuali waktu


Akhirnya pukul 6 kami sampai di atas puncak gunuung ungaran dengan ketinggian 2050 meter diataas permukaan laut. Yang terlihat adalah alam indonesia yang luar biasa, hijau pepohonan, diselingi hangat matahari yang baru terbit. Lukisan alam khas ciptaan Allah yang Maha Indah.  Aku bersyukur janji telah tertunaikan, serta berterimakasih kepada Aab, Naufal, Rasyid, Irwin, Bagus yang bersedia menemani perjalanan ke gunung Ungaran kali ini.



Berikut peralatan yang menurutku wajib dibawa:
  1. Senter
  2. Jaket
  3. Makanan dan Air secukupnya
  4. Uang secukupnya
  5. Tenda
  6. Sleeping bag
  7. Kamera
  8. Teremos buat bikin kopi di atas
Perkiraan biaya:
Bensin Motor PP Rp. 20.000
Parkir Motor di Pos Ungaran Rp. 5.000
Makanan dan air secukupnya Rp. 20.000
Total Rp. 45.000

1 komentar:

  1. aab alias abdurrohman hizbulloh, jurusan manajemen undip 2015, aktif di bem , ksei , mizan, atlet taekwondo, outlet tammar cocoa indonesia hehehe

    BalasHapus