Menulis skripsi gampang atau
susah? Pernah suatu ketika teman bertanya tentang skripsi. Bagiku menulis
skripsi bukan gampang atau susah, namun mau atau tidak kita mengerjakannya.
Seperti menulis karya tulis lain, menulis skripsi adalah sebuah proses menulis
yang bisa jadi terpanjang dalam hidup, hehehe. Maksudnya adalah menulis skripsi
membutuhkan waktu dan prioritas dalam pengerjaannya. Tidak bisa tring, semalam
jadi dan waw skripsi kamu hebat banget. Nono. Layaknya sebuah pisau, bagian
bawah pisau akan menjadi tajam apabila terus kita mengasahnya. Demikian
skripsi, akan menjadi cetar tulisan kita bila kita telaten mengerjakan dan
konsisten.
Lantas mulai dari mana? Temanku
lagi lagi bertanya, begini, menulis ibaratkan menuang air dari sebuah cangkir
ke dalam sebuah gelas. Apabila tidak ada air, maka kita tidak bisa memenuhi
cangkir bukan? Membaca diibaratkan sebagai air yang berada di dalam cangkir,
otak kita ibaratkan cangkir, dan kertas kosong kita ibaratkan gelas. Cangkir
kita perlu diisi dengan air begitu juga otak kita, perlu diisi dengan banyak
membaca. Pertanyaannya terjawab bukan? Jadi memulai menulis skripsi dimulai
dari banyak membaca. Bacalah sebanyak banyaknya buku dan teori yang sesuai
dengan bidangmu. Bacalah penelitian penelitian terdahulu, majalah dan koran
serta sumber berita lain. Serap sebanyak banyaknya informasi terkini dan pahami
sedalam dalamnya teori.
Skripsi saya, Analisis Netralitas Uang Indonesia Studi Kasus 1990-2014
Terkhusus untuk teori, teori
diibaratkan sebagai peta. Dengan membaca peta kita jadi tahu letak gunung di
sebuah daerah. Bagaimana bentuk tanah dan di mana letak laut. Dengan memahami
teori, kita bisa memahami hubungan satu variabel dengan variabel lain. Kita
bisa memprediksi apakah hubungannya positif, atau negatif. Lebih lanjut kita
bisa menjadikan dugaan awal atau hipotesis bagi penelitian kita. Tentunya
dengan memahami asumsi asumsi dan melihat kenyataan secara empiris. Intinya
kita akan mudah memahami sebuah fenomena jika kita tahu teori yang
melatarbelakangi kejadian tersebut.
Kalau sudah paham teori sudah bisa
menulis? Hmm butuh sedikit lagi. Coba kita mulai melihat fakta empiris di
lapangan seperti apa? Dan coba di hubungkan dengan teori. Kira kira mendukung
teori tertentu atau justru melawan teori tersebut? Mengapa kok bisa mendukung
atau mengapa berlawanan? Nah disini kita mulai bisa membuat pendahuluan. Ya,
fakta dan data awal bisa kita gunakan untuk menjelaskan pendahuluan skripsi
kita. Pendahuluan adalah serangkaian fakta dan data yang menuntun pada
perumusan masalah.
Ada perbedaan antar teori dan empiris
bisa jadi merupakan celah bagi penelitian kita. Kita bisa menguji perbedaan
empiris kita dan teori yang melatarbelakangi. Hal tersebut menuntun pada
perumusan masalah. Setelah itu kita bisa menentukan tujuan penelitian kita.
Misal tadi kita menemukan ada beda di awal antara data empiris dan teoritis.
Berarti inti dari skripsi kita atau tujuan skripsi kita adalah meacri tahu
mengapa ada perbedaan? Apa seja sebab sebab yang menyebabkan fakta empiris
berbeda dengan teori? Atau secara bahasa yang ditulis nanti, bisa jadi
tujuann penelitian mu adalah menguji secara empiris teori tertentu di daerah
tertentu pada periode tertentu.
Sampai disini paham? Aku balik bertanya pada temanku. Yang tadi aku jelaskan adalah rentetan menulis bab 1 dalam skripsi. Mengapa bab satu menjadi penting, (meskipun semua bab penting ) karena bab satu merupakan pengantar bagi bab bab selanjutnya. Bisa saja perubahan pada bab satu mengubah isi keseluruhan skripsimu. Haha teman ku hanya manggut manggut.
Sampai disini paham? Aku balik bertanya pada temanku. Yang tadi aku jelaskan adalah rentetan menulis bab 1 dalam skripsi. Mengapa bab satu menjadi penting, (meskipun semua bab penting ) karena bab satu merupakan pengantar bagi bab bab selanjutnya. Bisa saja perubahan pada bab satu mengubah isi keseluruhan skripsimu. Haha teman ku hanya manggut manggut.
Okey, kita skip dulu tinjauan
pustaka. Karena kamu sudah paham kan? Tanyaku. Hmm yaya, tinjauan pustaka itu
tinggal copy paste kan dari buku? Jawab dia. Hadooh... bukan, bukan, bukan asal
potong tempel. Sedikit saja aku jelaskan ya, tinjauan pustaka itu adalah teori
yang tadi kamu baca itu lho di awal. Yang mendukung atau memeprkuat fakta data
yang kamu jelaskan di pendahuluan. Jadi ada kesinambungan antara pendahuluan
dan tinjauan pustaka. Malah bisa jadi berisi penelitian mutakhir pada bidang
mu. Itu juga bisa jadi tinjauan pustaka. Jadi ga asal copy paste.
Hmm yaya, sambil nyengir kuda dia.
Okey kalo metodologi penelitian itu apa? Jadi setelah kau memahami teori dan
mengerti hubungan antar variabel, dalam bab metodologi penelitian itulah
dijelaskan variabel yang kamu gunakan parameternya apa? Ukurannya seperti apa.
Setelah jelas variabel yang kamu gunakan apa nah metode dalam menguji hubungan
variabel itu menggunakan alat analisis apa? Jadi alat analisis itu mengikuti
tujuan penelitianmu. Bukan tujuan penelitian yang mengikuti alatmu. Alat
analisis bukan untuk keren kerena. Bisa jadi dengan alat yang sederhana sudah
bisa terjawab masalah penelitian mu. Jadi alat analisis tergantung tujuan
penelitian mu.
Aku lanjutkan yah, sedikit lagi
magrib soalnya. Setelah kamu antar penelitianmu lewat pendahuluan, kamu paham
teori yang menjelaskan hubungan antar variabel, kamu juga sudah tahu variabel
apa yang akan kamu gunakan serta bagaimana cara menguji hubungan antara
variabel tersebut. Nah saat nya kamu melakukan analisis. Mulailah mengujinya.
Lihatlah hasilnya bagaimana?
Khusus untuk hasil pengujian yang
pertama kali kamu liat adalah arah hubungan antara variabelnya. Lihatlah apakah
arahnya sesuai dengan teori? Jika sesuai kemudian lihat tingkat
signifikansinya. Namun jika belum sesuai periksalah kembali. Apakah pemahaman
teorimu sudah benar? Jangan jangan kamu salah memahami teori. Jika sudah benar
cek kembali apakah pengambilan variabel mu sudah benar? Jangan janga ada
variabel yang salah dalam pengukurannya. Hal tersebut bisa terjadi, dimungkinkan
ketika pengambilan sampel atau pengambilan data tidak cermat sehingga nilai
dari data tersebut tidak mencerminkan variabel yang dimaksud oleh teori.
Jika sudah benar semua dan kamu cek
sudah yakin namun masih bertentangan dengan
teori. maka saran saya sekali lagi untuk mengeceknya. Apakah uji uji
asumsi yang melatar belakangi sudah terpenuhi semua? Jika sudah dan kamu benar
benar yakin metode kamu sudah benar maka ya itulah hasil penemuanmu. Barangkali
memang pengujian terhadap suatu teori tertentu di daerah tertentu dan pada
teori tertentu bisa berbeda bila di daerah lain dan di periode lain.
Oke the last adalah kesimpulan. Wait
wait,,, aku paham kesimpulan itu yang ada di bab analisis kan? Tingal di ringkas
aja. Kata temanku menyela. Hmmm ada sedikit perbedaan antara yang kamu pahami
dan makna dari kesimpulan sesunguhnya. Setelah kamu menganalisis hubungan antar
variabel, kamu juga sudah menemukan hasilnya dan penyebabnya. Maka saatnya kamu
mengemukakan. Apakah sebenarnya makna dari temuanmu. Temuanmu menunjukkan apa
itu lah kesimpulan. Jadi kesimpulan bukannya ringkasan dari bab analisis. Dan
akhirnya saran. Untuk saran nih, aku sarankan jangan buat yang muluk muluk
saran penelitianmu. Muluk itu yang ga ada hubugannya dengan hasil penelitianmu.
Buatlah saran yang diambil berdasarkan hasil temuanmu. Sederhana bukan?
Hmm yaya ternyata menulis skripsi
sederhana. Tinggal kita mau atau tidak saja melakukan prosesnya ya. Hmm ya deh
aku mau nulis sekarang. Semakian cepat memulai, semakin banyak waktuku untuk
mengerjakan skripsi, semakin di asah semakin tajam. ^^