(masjid kampus undip)
Sebuah puisi kutulis untukmu ramadhan.
Selepas subuh di serambi masjid aku memikirkan.
Tiga puluh hari genapkah atau dua puluh sembilan.
ah... kau akan pergi hari ini atau esok lusa.
Engkau bagian dari waktu, namun kau berbeda.
Kau spesial dan istimewa,
Hadirmu dinanti 3 bulan sebelumnya oleh sang Nabi.
Pahalamu hanya Allah yang tahu.
Kau akan berlalu wahai ramadhan.
Maafkan ketidakmampuanku untuk selalu menemanimu selama sebulan ini.
Dipanghujung akhirmu, sama seperti yang lain disini.
Aku berharap kau datang lagi wahai ramadhan.
Datang lagi untuk kami.
Kau kemudian berkata, jika tidak tahun depan...
Sebenarnya aku ada di puasa 6 harimu.
Dipuasa ayyamul bidhmu,
Dipuasa senin kamismu.
Jagalah aku semoga Allah mempertemukan kembali di tahun depan.