saat di Cambridge University

saat di Cambridge University

Laman

Sabtu, 01 Oktober 2016

Mengapa Harus Berorganisasi?

Awal bergabungnya saya ke dalam sebuah organisasi adalah karena saya tersilaukan dengan kakak-kakak senior yang lebih dahulu berada di dalam organisasi. Kala itu saya bergumam

“Wah keren ya di organisasi, dapat bicara di depan orang banyak, bisa punya sertifikat, menambah jaringan dan terlihat keren karena keliatan sibuk”.
Sepertinya itu alasan saya semasa kuliah ikut berorganisasi pada awalnya.

Namun semua pandangan saya berubah ketika negara api menyerang, Ketika saya menjalankan organisasi dengan sepenuh hati hehe.

Ada beberapa pelajaran kehidupan yang saya temui selama berkecimpung dalam organisasi. Bisa jadi nilai tersebut berbeda bagi setiap orang, namun begitu berikut saya tuliskan satu persatu apa yang saya dapatkan dalam berorganisasi.

Nilai pertama : Berorganisasi adalah Belajar

Tahun pertama bagi saya adalah tahun belajar, biasa saja, saya ikut organisasi himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Awalnya malah ogah-ogahan karena senioritas yang kental di jurusan saya (menurut saya waktu para senior galak banget dan memaksa kami ikut HMJ), jadilah saya ikut sekenanya saja organisasi. Sampai akhirnya momen pertama itu datang, saat saya diberikan amanah memegang sebuah kepanitiaan besar, lebih dari 50 orang terlibat di dalamnya. Ketika itu acaranya adalah seminar nasional HMJ IESP dengan skala acara nasional. Bisa dibayangkan betapa besar acaranya karena kami para panitia akan mengundang pembicara kelas nasional dan juga mengundang para mahasiswa dari seluruh Indonesia. Suka atau tidak, kami terpaksa belajar membuat sebuah acara besar. Kami harus belajar membuat Tema yang Idealis namun juga tidak kehilangan pasar (peserta), kami harus belajar mengerti urusan keuangan dan proposal, belajar urusan persuratan, pelayanan tamu hingga urusan konsumsi. intinya belajar, belajar dan belajar.

Singkat cerita terpaksa saya jadi rajin ikut rapat, kadang sampai malam dan paginya harus kuliah. Enam bulan persiapan kami lakukan, hanya untuk acara yang berdurasi tiga hari. Alhamdulillah, dari terpaksa jadi terbiasa. Bersama kawan kawan seluruh panitia kami sukses melaksanakan seminar nasional. Tidak dapat saya lukiskan perasaan bahagia setelah selesai acara tersebut. Memang bukan dilihat dari megahnya acara atau menterengnya pembicara, meski kami gagal di beberapa sisi. Namun terus bergerak disaat kesulitan mendera dan menyelesaikan apa yang kami mulai adalah prestasi tersendiri.

Sering senior kami bilang, inilah inti organisasi yaitu berproses. Saya tambahkan, yap berorganisasi adalah berproses untuk terus belajar terutama dari hal terkecil seperti mengurus konsumsi dan yang paling besar urusan dengan pihak luar. Belajar mengurus benda benda hingga mengelola perasaan manusia, emosi, kepandaian dan segala macam bentuk sisi kemanusiaan yang kita ramu untuk sebuah tujuan, suksesnya acara J.

Nilai Kedua : Memberi Contoh seribu kali lebih baik dari pada menyuruh

JIka saya boleh jujur dalam berorganisasi yang saya lakukan adalah trial and error. Saya bukan orang yang paham tentang kepemimpinan. Kala saya dapat kesempatan memimpin saya bingung apa yang harus saya lakukan. Namun semenjak dari SMP sudah ditanamkan oleh guru saya (waktu itu guru bahasa arab). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberi contoh, bukan hanya menyuruh dan menunjuk. Hanya itu satu bekal saya kala itu dalam memimpin kepanitiaan. Saya bukan tipe orang yang mudah disukai, bukan tipe orang juga yang bisa bergaul dengan siapapun. Banyak celah dan gap friksi antara saya dan panitia. Tapi satu hal yang saya pegang, saya memberi contoh. Membersamai kala melakukan sebuah tugas, sehingga si penerima tugas tidak merasa bekerja sendirian. Meski dalam keberjalanan tidak semua orang melihat apa yang saya contohkan, tidak semua panitia tahu apa yang saya lakukan.

Nilai ketiga : Bersama kesulitan, Ada Kemudahan

Seiring keberjalanan waktu, secara tidak sadar terbangun dalam diri sebuah tekad untuk tidak mudah menyerah. Kadang harus ngotot dalam mencapai goal, kadang juga saya kebablasan dan terburu buru dalam mengambil keputusan. Selalu melihat celah dan solusi serta berfikir positif. Pasti ada jalannya. Teringat satu ayat Al Qur’an yang sering kami ulang dalam menghadapi kesulitan di organisasi. “sesunguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan, bersama kesulitan pasti ada kemudahan” itu kami yakini dalam menjalani tugas di organisasi.

Kembali lagi ke cerita seminar nasional HMJ, ketika itu H-1 acara seminar nasional, secara tiba tiba pembicara utama membatalkan kesedianya untuk hadir di acara kami. Dapat dibayangkan bagaimana shocknya seluruh panitia. Namun kami coba tetap sabar dan kembali mengatur strategi. Kami coba hubungi ulang dan meminta disposisi, akhirnya Alhamdulillah kami mendapatkan pembicara pengganti. Tidak hanya itu, tepat setengah jam sebelum magrib, kami mendapatkan telpon dari salah satu sponsor yang mengkonformasi bersedia memberikan sponsorshipnya (jumlahnya hampir setengah dari seluruh kebutuhan yang ada). Sekali lagi Alhamdulillah, disetiap kesulitan yang kami hadapi, Allah juga sudah menyiapkan kemudahannya J. Dan hal ini sering sekali terjadi di dalam keberjalanan organisasi yang saya geluti.

Nilai Keempat : Sahabatmu yang paling berharga.

Saya bukan orang yang ahli dalam mengatur kemampuan seseorang. Sungguh saya belum punya ilmu akan hal itu. Namun begitu, saya punya tekad mengusahakan yang terbaik yang saya mampu. Alhamdulillah saya merelakan diri saya ketika kadang ada yang membenci akibat kebijakan yang saya buat. Di kala terdapat beberapa bagian dalam organisasi yang membenci saya dan tidak ingin bergerak bersama, sahabat sayalah akhirnya yang membantu saya. merekalah yang membantu untuk mengatur panitia, mengatur keberjalanan acara di beberapa sisi yang saya tidak mampu menghandlenya. sahabat saya yang menolong disaat saya sedang mengusahakan urusan yang lain dan tidak sempat memberi perhatian kepada panitia. Terimakasih sekali lahi saya haturkan kepada sahabat-sahabat saya yang tercinta.


Suasana rapat HMJ IESP

Nilai Kelima : BERVISI BESARLAH

Saya belajar tentang Visi, di organisasi saya belajar untuk berfikir jauh kedepan. Bagaimana organisasi ini kedepan, tidak hanya satu dua bulan. Satu tahun, dua tahun bahkan lima tahun. saya belajar hal tersebut di dalam organisasi, sampai sempat saya berfikir, bagaimana sebuah organisasi bisa berjalan jika pemimpinnya tidak punya visi besar. Tidak hanya sala jalan program kerja dan membuat laporan pertanggungjawaban. Organisasi yang kita geluti haruslah bernyawa, idealis dan tidak pragmatis. Semuanya ditujukan hanya untuk perbaikan dan perbaikan bagi generasi yang mendatang. Agar mereka tidak melakukan kesalaha yang sama dengan apa yang kita lakukan, agar mereka tahu dan mempunyai arah kemana harus melangkah.
Dalam beberapa kesempatan saya sampaikan “hai kawan kawan, kita akan melakukan kerja kerja besar” artinya kerja kerja yang tidak kenal lelah, kerja kerja yang bervisi besar,

Nilai keenam : Bangunlah Jaringan Jangka Panjang

Terakhir saya belajar membangun relasi dan jaringan. Hubungan dengan berbagai pihak, dekanat, universitas, perusahaan, alumni, pembantu dekan. Hubungan yang sehat di antara kedua belah pihak sangat penting. Seringkali yang terjadi adalah kita hanya datang pada seseorang bila ada maunya saja, selain itu hilang sudah komunikasi. Hal tersebut menyebabkan jaringan yang kita miliki berumur pendek, tidak bertahan lama. Bangunlah jaringan yang kuat, yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Relasi juga manusia yang punya akal dan perasaan yang jujur dan bisa menilai siapa kita. Tanyakanlah kabar kepada berbagai pihak yang membantu acaramu, atau saling memberi kabar selepas suksesnya sebuah acara.

Oh iya satu lagi, ketika membangun jaringan, atau ketika menawarkan sebuah proposal kerjasama. Posisikanlah diri kalian setara, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. hal ini agar kalian tidak merasa inferior, juga sebaliknya agar kalian memberikan hal terbaik bagi para sponsor yang akan membantu acara kalian. Tawarkanlah hal esensial yang kira kira dapat menguntungkan perusahaan seperti promosi dan sebagainya agar sama sama win win solution.

Akhirnya....

Masih banyak yang harus saya kejar dalam organisasi, sempat saya berfikir jika saya diberi kesempatan lagi untuk terjun di organisasi yang sama saya mau. Dalam satu periode sedikit sekali yang saya lakukan untuk organisasi saya. Semoga saya bisa berkontribusi (sibuk lagi) dalam peran yang lebih besar dan bisa lebih bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa indonesia.

Selamat berkarya, berorganisasi demi kamajuan agama nusa dan bangsa. Merdeka !!!
Keluarga Besar HMJ IESP 2013/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar