Awal bergabungnya saya ke dalam
sebuah organisasi adalah karena saya tersilaukan dengan kakak-kakak senior yang
lebih dahulu berada di dalam organisasi. Kala itu saya bergumam
“Wah keren ya di organisasi,
dapat bicara di depan orang banyak, bisa punya sertifikat, menambah jaringan
dan terlihat keren karena keliatan sibuk”.
Sepertinya itu alasan saya semasa
kuliah ikut berorganisasi pada awalnya.
Namun semua pandangan saya
berubah ketika negara api menyerang,
Ketika saya menjalankan organisasi dengan sepenuh hati hehe.
Ada beberapa pelajaran kehidupan
yang saya temui selama berkecimpung dalam organisasi. Bisa jadi nilai tersebut
berbeda bagi setiap orang, namun begitu berikut saya tuliskan satu persatu apa
yang saya dapatkan dalam berorganisasi.
Nilai pertama : Berorganisasi
adalah Belajar
Tahun pertama bagi saya adalah
tahun belajar, biasa saja, saya ikut organisasi himpunan mahasiswa jurusan
(HMJ). Awalnya malah ogah-ogahan karena senioritas yang kental di jurusan saya
(menurut saya waktu para senior galak banget dan memaksa kami ikut HMJ),
jadilah saya ikut sekenanya saja organisasi. Sampai akhirnya momen pertama itu
datang, saat saya diberikan amanah memegang sebuah kepanitiaan besar, lebih
dari 50 orang terlibat di dalamnya. Ketika itu acaranya adalah seminar nasional
HMJ IESP dengan skala acara nasional. Bisa dibayangkan betapa besar acaranya
karena kami para panitia akan mengundang pembicara kelas nasional dan juga
mengundang para mahasiswa dari seluruh Indonesia. Suka atau tidak, kami terpaksa
belajar membuat sebuah acara besar. Kami harus belajar membuat Tema yang
Idealis namun juga tidak kehilangan pasar (peserta), kami harus belajar
mengerti urusan keuangan dan proposal, belajar urusan persuratan, pelayanan
tamu hingga urusan konsumsi. intinya belajar, belajar dan belajar.
Singkat cerita terpaksa saya jadi
rajin ikut rapat, kadang sampai malam dan paginya harus kuliah. Enam bulan
persiapan kami lakukan, hanya untuk acara yang berdurasi tiga hari. Alhamdulillah, dari
terpaksa jadi terbiasa. Bersama kawan kawan seluruh panitia kami sukses
melaksanakan seminar nasional. Tidak dapat saya lukiskan perasaan bahagia
setelah selesai acara tersebut. Memang bukan dilihat dari megahnya acara atau
menterengnya pembicara, meski kami gagal di beberapa sisi. Namun terus bergerak
disaat kesulitan mendera dan menyelesaikan apa yang kami mulai adalah prestasi
tersendiri.
Sering senior kami bilang, inilah
inti organisasi yaitu berproses. Saya tambahkan, yap berorganisasi adalah
berproses untuk terus belajar terutama dari hal terkecil seperti mengurus
konsumsi dan yang paling besar urusan dengan pihak luar. Belajar mengurus benda
benda hingga mengelola perasaan manusia, emosi, kepandaian dan segala macam
bentuk sisi kemanusiaan yang kita ramu untuk sebuah tujuan, suksesnya acara J.
Nilai Kedua : Memberi Contoh
seribu kali lebih baik dari pada menyuruh
JIka saya boleh jujur dalam berorganisasi
yang saya lakukan adalah trial and error. Saya bukan orang yang paham
tentang kepemimpinan. Kala saya dapat kesempatan memimpin saya bingung apa yang
harus saya lakukan. Namun semenjak dari SMP sudah ditanamkan oleh guru saya
(waktu itu guru bahasa arab). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberi
contoh, bukan hanya menyuruh dan menunjuk. Hanya itu satu bekal saya kala itu
dalam memimpin kepanitiaan. Saya bukan tipe orang yang mudah disukai, bukan
tipe orang juga yang bisa bergaul dengan siapapun. Banyak celah dan gap friksi
antara saya dan panitia. Tapi satu hal yang saya pegang, saya memberi contoh. Membersamai
kala melakukan sebuah tugas, sehingga si penerima tugas tidak merasa bekerja
sendirian. Meski dalam keberjalanan tidak semua orang melihat apa yang saya
contohkan, tidak semua panitia tahu apa yang saya lakukan.
Nilai ketiga : Bersama
kesulitan, Ada Kemudahan
Seiring keberjalanan waktu,
secara tidak sadar terbangun dalam diri sebuah tekad untuk tidak mudah
menyerah. Kadang harus ngotot dalam mencapai goal, kadang juga saya kebablasan
dan terburu buru dalam mengambil keputusan. Selalu melihat celah dan solusi
serta berfikir positif. Pasti ada jalannya. Teringat satu ayat Al Qur’an yang
sering kami ulang dalam menghadapi kesulitan di organisasi. “sesunguhnya
bersama kesulitan pasti ada kemudahan, bersama kesulitan pasti ada kemudahan”
itu kami yakini dalam menjalani tugas di organisasi.
Kembali lagi ke cerita seminar
nasional HMJ, ketika itu H-1 acara seminar nasional, secara tiba tiba pembicara
utama membatalkan kesedianya untuk hadir di acara kami. Dapat dibayangkan
bagaimana shocknya seluruh panitia. Namun kami coba tetap sabar dan kembali
mengatur strategi. Kami coba hubungi ulang dan meminta disposisi, akhirnya
Alhamdulillah kami mendapatkan pembicara pengganti. Tidak hanya itu, tepat
setengah jam sebelum magrib, kami mendapatkan telpon dari salah satu sponsor
yang mengkonformasi bersedia memberikan sponsorshipnya (jumlahnya hampir
setengah dari seluruh kebutuhan yang ada). Sekali lagi Alhamdulillah, disetiap
kesulitan yang kami hadapi, Allah juga sudah menyiapkan kemudahannya J. Dan hal ini sering
sekali terjadi di dalam keberjalanan organisasi yang saya geluti.
Nilai Keempat : Sahabatmu yang
paling berharga.
Saya bukan orang yang ahli dalam
mengatur kemampuan seseorang. Sungguh saya belum punya ilmu akan hal itu. Namun
begitu, saya punya tekad mengusahakan yang terbaik yang saya mampu.
Alhamdulillah saya merelakan diri saya ketika kadang ada yang membenci akibat
kebijakan yang saya buat. Di kala terdapat beberapa bagian dalam organisasi
yang membenci saya dan tidak ingin bergerak bersama, sahabat sayalah akhirnya
yang membantu saya. merekalah yang membantu untuk mengatur panitia, mengatur
keberjalanan acara di beberapa sisi yang saya tidak mampu menghandlenya. sahabat
saya yang menolong disaat saya sedang mengusahakan urusan yang lain dan tidak
sempat memberi perhatian kepada panitia. Terimakasih sekali lahi saya haturkan
kepada sahabat-sahabat saya yang tercinta.
Suasana rapat HMJ IESP
Nilai Kelima : BERVISI
BESARLAH
Saya belajar tentang Visi, di
organisasi saya belajar untuk berfikir jauh kedepan. Bagaimana organisasi ini
kedepan, tidak hanya satu dua bulan. Satu tahun, dua tahun bahkan lima tahun.
saya belajar hal tersebut di dalam organisasi, sampai sempat saya berfikir,
bagaimana sebuah organisasi bisa berjalan jika pemimpinnya tidak punya visi
besar. Tidak hanya sala jalan program kerja dan membuat laporan
pertanggungjawaban. Organisasi yang kita geluti haruslah bernyawa, idealis dan
tidak pragmatis. Semuanya ditujukan hanya untuk perbaikan dan perbaikan bagi
generasi yang mendatang. Agar mereka tidak melakukan kesalaha yang sama dengan
apa yang kita lakukan, agar mereka tahu dan mempunyai arah kemana harus
melangkah.
Dalam beberapa kesempatan saya
sampaikan “hai kawan kawan, kita akan melakukan kerja kerja besar” artinya
kerja kerja yang tidak kenal lelah, kerja kerja yang bervisi besar,
Nilai keenam : Bangunlah
Jaringan Jangka Panjang
Terakhir saya belajar membangun
relasi dan jaringan. Hubungan dengan berbagai pihak, dekanat, universitas,
perusahaan, alumni, pembantu dekan. Hubungan yang sehat di antara kedua belah
pihak sangat penting. Seringkali yang terjadi adalah kita hanya datang pada
seseorang bila ada maunya saja, selain itu hilang sudah komunikasi. Hal tersebut
menyebabkan jaringan yang kita miliki berumur pendek, tidak bertahan lama. Bangunlah
jaringan yang kuat, yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Relasi juga
manusia yang punya akal dan perasaan yang jujur dan bisa menilai siapa kita. Tanyakanlah
kabar kepada berbagai pihak yang membantu acaramu, atau saling memberi kabar
selepas suksesnya sebuah acara.
Oh iya satu lagi, ketika
membangun jaringan, atau ketika menawarkan sebuah proposal kerjasama. Posisikanlah
diri kalian setara, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. hal ini agar kalian
tidak merasa inferior, juga sebaliknya agar kalian memberikan hal terbaik bagi
para sponsor yang akan membantu acara kalian. Tawarkanlah hal esensial yang kira
kira dapat menguntungkan perusahaan seperti promosi dan sebagainya agar sama
sama win win solution.
Akhirnya....
Masih banyak yang harus saya
kejar dalam organisasi, sempat saya berfikir jika saya diberi kesempatan lagi
untuk terjun di organisasi yang sama saya mau. Dalam satu periode sedikit
sekali yang saya lakukan untuk organisasi saya. Semoga saya bisa berkontribusi
(sibuk lagi) dalam peran yang lebih besar dan bisa lebih bermanfaat bagi agama,
nusa dan bangsa indonesia.
Selamat berkarya, berorganisasi
demi kamajuan agama nusa dan bangsa. Merdeka !!!
Keluarga Besar HMJ IESP 2013/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar